Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Bergembira dengan Kelahiran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
3 hari lalu

Khutbah Jumat: Bergembira dengan Kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 23 Rabiul Awal 1446 H / 27 September 2024 M.

Khutbah Jumat Pertama: Bergembira dengan Kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Kegembiraan ini, wahai saudara-saudara muslim, adalah kegembiraan terhadap Islam yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan terhadap Al-Qur’an yang Allah turunkan kepada beliau. Allah berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan dari kehidupan dunia.`” (QS. Yunus [10]: 58)

Para ahli tafsir ketika menafsirkan ayat ini, dijelaskan bahwa karunia Allah adalah Islam, dan rahmat-Nya adalah Al-Qur’an. Maka, hendaknya kegembiraan seorang muslim lebih besar terhadap Islam dan Al-Qur’an dibandingkan kegembiraan atas dunia dan isinya.

Seorang muslim bergembira ketika ia melaksanakan syariat Allah, berusaha mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ia merasa gembira saat melaksanakan perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, meninggalkan larangannya, dan mengamalkan sunnah-sunnah beliau. Inilah bentuk kegembiraan yang diperintahkan oleh Allah. Seorang muslim akan merasa bahagia saat membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya, karena itu adalah sumber kebahagiaan dirinya.

Sebaliknya, orang-orang munafik tidak merasakan kegembiraan yang sama ketika Al-Qur’an diturunkan. Allah berfirman tentang mereka:

وَإِذَا مَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌۭ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَـٰذِهِۦٓ إِيمَـٰنًۭا ۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فَزَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًۭا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ ۝ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌۭ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كَـٰفِرُونَ

“Dan apabila diturunkan suatu surah (dari Al-Qur’an), maka di antara mereka (orang munafik) ada yang berkata: ‘Siapa di antara kamu yang bertambah imannya dengan turunnya Al-Qur’an ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka Al-Qur’an itu menambah iman mereka dan mereka merasa gembira. Adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka dengan Al-Qur’an itu bertambah penyakit mereka, dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah [9]: 124-125)

Seorang mukmin bergembira dengan kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan cara mempelajari sunnah dan hadits beliau. Bagaimana tidak, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendoakan orang yang mempelajari hadits. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

نَضَّرَ اللهُ امْرَأً سَمِع مِنَّا شيئا، فَبَلَّغَهُ كما سَمِعَهُ، فَرُبَّ مُبَلَّغٍ أوْعَى مِن سَامِعٍ

“Semoga Allah memberikan cahaya bagi wajah seseorang yang mendengar sabdaku, lalu menyampaikannya sebagaimana yang ia dengar, karena bisa jadi orang yang disampaikan lebih memahami daripada orang yang mendengar langsung.”  (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban dalam shahihnya)

Lihat juga: Mendengarkan Hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendoakan mereka yang mempelajari hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka itulah bentuk kegembiraan yang hakiki. Seorang mukmin merasa bahagia saat menjalankan perintah Rasulullah dan menghidupkan sunnah-sunnahnya. Inilah kewajiban setiap kita, dan inilah makna kegembiraan yang benar atas kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Khutbah Jumat Kedua: Bergembira dengan Kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Adapun kegembiraan yang hanya diungkapkan dengan merayakan kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mengklaim bahwa itulah bentuk cinta kepada beliau, tidaklah benar. Jika itu baik, tentu beliau sudah menganjurkan kepada umatnya. Jika itu baik, para sahabat pasti menjadi yang pertama melakukannya, karena mereka adalah generasi yang paling mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan paling semangat dalam menjalankan kebaikan.

Apabila ingin merayakan kelahiran Rasulullah, maka lakukanlah seperti yang beliau ajarkan, yaitu dengan berpuasa pada hari Senin. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari Senin, dan beliau bersabda, “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan.” Jadi, jika seseorang ingin bergembira dengan kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka berpuasalah pada hari Senin. Itulah cara yang sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Adapun merayakan kelahiran Rasulullah dengan cara-cara yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tidak pula dicontohkan oleh para Salafush Shalih, tidak pula oleh imam mazhab yang empat, maka sebetulnya kita tidak termasuk mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Padahal hakikat cinta kepada beliau adalah dengan mengikuti ajarannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Katakanlah, jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS. Ali Imran [3]: 31)

Download mp3 Khutbah Jumat: Bergembira dengan Kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Bergembira dengan Kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54526-khutbah-jumat-bergembira-dengan-kelahiran-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam/